Redensarten atau idiom dalam bahasa Jerman

Dalam berbahasa ada yang namanya idiom. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, idiom dijelaskan sebagai berikut:

idiom/idi·om/ n Ling konstruksi yang maknanya tidak sama dengan gabungan makna unsurnya, misalnya kambing hitam dalam kalimat dalam peristiwa itu hansip menjadi kambing hitam, padahal mereka tidak tahu apa-apa2 ark bahasa dan dialek yang khas menandai suatu bangsa, suku, kelompok, dan lain-lain

Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa idiom adalah ekspresi, kata, atau frasa yang masuk akal. Idiom adalah mengatakan sesuatu dengan cara yang berbeda dari kata-kata yang biasa dikenal atau secara harfiah. Contoh sederhana dalam bahasa Indonesia adalah 'kaki tangan', bukan kaki dan tangan manusia, tetapi kaki tangan berarti 'pengikut atau anak buah'. Oh ya, anak buah juga merupakan idiom.

Bahasa Jerman juga memiliki idiom yang disebut dengan  Redensarten (dibaca Redens-arten) atau Redewendung. Redensarten dan Redewendung adalah dua hal yang berbeda, tapi perbedaannya sangat tipis.

Biasanya, idiom muncul dalam teks-teks untuk level B1 ke atas. Sering kali, para pembelajar A1 dan A2 menterjemahkan kata per kata dalam memahami sebuah teks atau percakapan. Dan ketika menemukan sejumlah kata dalam sebuah teks, mereka kebingungan karena 'gak nyambung'. Tentu saja, karena kalimat tersebut termasuk Redensarten atau Redewendung. Pembelajar di level B1 ke atas harus mengetahui Redensarten dan Redewendung supaya semakin lancar dan semakin paham ketika membaca teks yang mulai agak rumit sesuai dengan levelnya. 

Kali ini saya akan menjelaskan contoh-contoh Redensarten. Redensarten biasanya kalimatnya tidak lengkap, tidak sesuai dengan SPOK. Kadang dipotong begitu saja, atau cuma sepotong, padahal sebenarnya itu adalah bagian dari kalimat yang panjang. Dan pada akhirnya memiliki makna yang berbeda, ketika diterjemahkan.

Redensart: Schwein haben.
Penggunaan dalam kalimat: Du hast vielleicht Schwein gehabt!
Arti: Glück haben, mendapatkan keberuntungan
Penjelasan: Kalau diterjemahkan secara harfiah 'Schwein haben' berarti "memiliki babi". Babi adalah bahan makanan yang umum dimakan oleh orang Jerman, jadi "memperoleh babi"  berarti beruntung karena memperoleh bahan makanan, sehingga tidak kelaparan. 

Redensart: Hand aufs Herz! (Tangan di jantung/dada)
Penggunaan dalam kalimat: Leg die Hand aufs Herz! (Letakkan tangan di jantung/dada)
Arti: Sei ehrlich! ((Bersikap) jujurlah)


Redensart: ein Klotz am Bein. (Sebuah bata di kaki).             
Penggunaan dalam kalimat: Da hat er einen großen Klotz am Bein. (Dia punya sebuah bata besar di kaki).     
Arti: eine Last, ein Hindernis. Sebuah beban, sebuah halangan. 

Redensart: etwas ausgefressen haben. (Memakan sesuatu)        
Penggunaan dalam kalimat: Hat er schon wieder etwas aufgefressen?  (Apakah dia makan sesuatu?)            
Arti: etwas verbrochen haben. Memecahkan sesuatu. 
Penjelasan: auffressen adalah kata kerja makan yang digunakan untuk hewan.

Auffressen. Makannya banyak bener, berantakan pula. Nenek saya bilang, kalau makannya berantakan, makannya persis kayak bebek. Ich mag Meeresfrüchte. Meeresfrüchte berarti "seafood".

Redensart: Farbe bekennen. (mengenali atau mengakui warna)              
Penggunaan dalam kalimat: Es ist an der Zeit, Farbe zu bekennen. Inilah saatnya untuk mengakui warna. Artinya, inilah saatnya untuk mengakui kebenaran, untuk menjelaskan ada di pihak mana      
Arti: zeigen, auf welcher Seite man steht. (Menunjukkan, di sisi mana orang berdiri, mengakui kebenaran)

Redensart: Hopfen und Malz ist verloren. (Kehilangan hop dan jagung).    
Penggunaan dalam kalimat; Da ist Hopfen und Malz verloren.          Arti: Es hat keinen Sinn mehr. (Tidak ada maknanya lagi, sia-sia)

Redensart: einen Sockenschuss haben. Mempunyai         
Penggunaan dalam kalimat: Der hat einen Sockenschuss      
Arti: nicht ganz bei Verstand sein. Gila.
Penjelasan: Idiom ini berasal dari laundry yang melakukan tindakan tertentu untuk kaos kaki agar tidak tertukar dengan kaos kaki dengan pelanggan yang lain yaitu dengan menjahitnya.   

Redensart: einen Bären aufbinden. (Melepaskan seekor beruang)
Penggunaan dalam kalimat: Dir wurde ein Bär aufgebunden. (Seekor beruang dilepaskan untuk kamu). Artinya, seseorang mempercayai kamu.            
Arti: jemandem etwas weismachen. (Mempercayai seseorang)

Redensart: unter einer Decke stecken. (Bersembunyi di bawah selimut)          
Penggunaan: Ihr steckt doch beide unter einer Decke! (Kalian berdua (ketahuan) bersembunyi di bawah selimut)!             
Arti: mit jemandem zusammenarbeiten. (Bekerja sama dengan seseorang)

Redensart: ein Brett vor dem Kopf haben. (Punya sebuah papan di depan kepala)   
Penggunaan dalam kalimat: Du hast ein Brett vor dem Kopf. Kamu punya sebuah papan di depan kepala)   
Arti: etwas nicht verstehen. Tidak mengerti mengenai sesuatu. 

Redensart: Kopf hoch. (Kepala tinggi)          
Penggunaan dalam kalimat: Halte den Kopf hoch. Angkat kepala tinggi-tinggi)      
Arti: den Mut nicht verlieren. (Jangan kehilangan keberanian, jangan takut)

Wo der Pfeffer wächst  (Di mana lada tumbuh)
Geh dahin, wo der Pfeffer wächst. (Pergilah kamu, ke tempat di mana lada tumbuh)          
weit weg; am Ende der Welt. (Pergi jauh, ke ujung dunia)
Penjelasan: Lada hanya tumbuh di Indonesia, dan Indonesia letaknya sangat jauh dari Jerman dan Eropa. Jangan lupa, orang Eropa mulai mencari benua yang jauh pada abad 15 untuk mencari bumbu-bumbu eksotis yang hanya ada di benua lain termasuk Indonesia!

Redensart: Hals- und Beinbruch!     
Penggunaan dalam kalimat: Sie wünschte mir Hals- und Beinbruch   
Arti: Hoffentlich passiert dir nichts! Mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa pada dirimu!

Untuk Redewendung, akan dijelaskan dalam artikel yang lain. 














BAGIKAN KE ORANG TERDEKAT ANDA
ONE SHARE ONE CARE

Sekilas tentang penulis : Aksara Tanpa makna

Materi pendidikAN SEKOLAH